Aku Hanya Ingin Bernyanyi
Ku petik tiap senar gitarku
Aku bernyanyi
Mendendangkan lembut lirik-lirik manjaku
Sederhana memang
Tapi ini laguku
Rangkaian bait yang tercurah karena kamu
Tercipta atas ulahmu
Tak perduli jika hening malam merasa terusik
Atau bintang berkomentar atasku
Persetan dengan ocehan sang rembulan
Aku hanya ingin bernyanyi
Inilah caraku untuk menangis
Meneteskan air mata melalui nada
Inilah caraku untuk berteriak
Menjerit kuat melalui rangkaian bait
Dan kau tau??
Aku tak ciptakan ini untukmu
Bukan untukmu
Tidak untuk siapapun
Bahkan tidak untuk orang yang mungkin kebetulan sedang mendengarnya di balik selimut hangatnya
Aku hanya ingin bernyanyi
Ya..
Aku hanya ingin bernyanyi...
Elegi Dini Hari
Ketika bintang itu enggan terik
Apa kau pernah mau melirik?
Kau bahkan tidak sekalipun menatap
Lalu untuk apa kau meratap
Masih ribuan lagi bintang berpesan
Berkesan
Tiada bahkan tertutup awan
Dan ya pasti jauh menawan
Petik saja gitarmu
Nyanyikan lagu itu
Kau juga boleh teriakkan puisi-puisiku
Biar tenang dirimu
Biar lelap lagi nanti tidurmu
Aku hanya lelah
Jengah
Muak dengan jutaan kesah
Tiada berkisah
Masih tak sadarkah kau aku telah jenuh?
Berbaur buliran peluh
Melapisi luka yang sudah lama melepuh
Jadi jangan sudutkan aku jika banyak kusiarkan keluh
Sungut menggelayut
Takkan lagi kupungut
Aku takkan lagi menuntut
Bawa pergi saja cintamu kelaut
Akan kutatap sampai hanyut
Sambil membiarkan tangisku tersulut
Sesal kutamengi baru aku salut.
Mencari Mentari
Masih menelisir disekitar getir
Kucari cinta walau hanya segelintir
Disana ditumpukan pasir yang terseret air
Harapkan terselip diantara bulir
Pesisir
Kembalikan aku kedahuluku yang tenang mengalir
Hadir
Dibawah hujaman petir
Debur hujan yang menyindir
Serta hembusan angin semilir.
Aku hanya ingin senyumku kembali
Seperti dulu aku bisa bernyanyi
Memuji
Dendangkan lagi bait bait suci
Bacakan jutaan puisi
Tanpa tersentuh pelik
Damai ciptakan canda menggelitik
Tentunya bersamanya aku bisa tertawa
Sosok sempurna seorang hawa..
Datanglah.. Mungkin Sebagai Kekasih
Ku bisikkan lembut namamu pada sang bintang
"Dimana kini kau berada?"
Ku ucapkan perlahan pada sang malam
Berharap dia menjaga hangat ragamu yang kau tinggal bermimpi malam ini
Dimanapun kau rebahkan tubuhmu terlelap
Mungkin disuatu tempat yang aku ingin sekali datangi untuk kita bisa menjelaskan lagi semuanya
Lalu kuteriakkan pada sang rembulan
"Jangan tertawai aku. Aku hanya bertanya dimana ia kini"
Bungkam
Bahkan kian hening
"Jauhi aku!!" apa maksudmu?
Apa kau hanya butuh waktu untuk tenangkan jiwamu?
Atau memang kau ingin sudahi semuanya?
Jika kau memang ingin ini berakhir, mengapa tanpa kata?
Kenapa kau biarkan aku menunggu sesuatu yang aku tak bisa selesaikan dengan sendiriku?
Datanglah sebagai kekasih
Atau datanglah sebagai orang lain yang hanya untuk berkata "usai"
Aku akan hargai walau sebagai apapun nanti kau datang..
Aku Tak Yakin Telah Mendengarnya
Dulu..
Kau kenalkan aku pada sebuah rasa
Kau hadapkan aku pada hasrat yang menyuruhku agar memilikimu
"Tunggu" itulah jawabmu ketika aku beranikan diri mencoba meraihmu
Dan kini
Ketika kau hadir lagi
Berdiri dihadapanku kembali
Mengisyaratkan usai sudah masa tungguku
Dan kau tau aku selalu simpan kata "tunggu"mu itu
Kau biarkan lagi aku tatapi cantikmu
Kau bolehkan lagi aku nikmati indahmu
Kau bangunkan lagi rasa yang tak mati itu
Ya.. Yang tak mati itu
Yang bahkan kian besarnya sudah
Tapi apa yang kemudian aku dapat?
"Jangan lagi terlalu mengharapkanku"
Apa ini?
Kaukah yang berucap ini?
Aku sendiri tak yakin telah mendengarnya
Apa salahku??
Jengah
Lelah aku mencari sosok yang aku paksa sempurna
Letih aku membodohi diriku sendiri
Penat hati tertuntut oleh hasrat yang hanya sesaat
Sesak raga ini oleh "keinginan" semata
Karna aku tau aku saja tak sempurna
Aku sangat sadari itu
Jikapun beroleh yang sempurna
Aku percaya akan tidak sempurnalah pula rasa ini nantinya
"Tak ada cinta yang sempurna untuk orang sempurna"
"Cinta yang sempurna hanya tersedia untuk mereka yang tidak sempurna"
Hmmm..
( I believe it, always )
Memang Harus Aku
Betapa munafiknya aku kala itu berkata
"Aku akan bahagia jika kau bahagia dengannya"
Betapa bodohnya aku kembali berkata
"Aku baik baik saja"
"Sambutlah dia"
Omong kosong semua itu
Kau tau?
BullShiiitt!!
Aku terluka
Teriris hebat
Ingin sekali saat ini kudatangi lelakimu itu
Lalu menghajarnya
Dan kemudian menyeretnya kehadapanmu
Agar kau tau dia tak layak untukmu
Agar kau tau akulah yang sangat mencintaimu
Akulah yang layak untukmu
(Kau memang hanya belum sadari itu)
Bahkan siapapun yang saat ini berani melirikmu
Akan kucongkel keluar mata mupengnya itu
Siapapun yang berkata "hai" padamu dari seberang jalan sana
Akan kuhampiri sekedar mendaratkan kepalan tanganku dicongor kurang ajarnya itu
Atau siapapun yang sengaja atau bahkan ga sengaja mencolek tubuhmu
Akan kupatahkan berkali-kali jari sialannya itu
Agar kau tau hanya aku yang layak memilikimu
Hanya aku yang memang harus kau pilih..
Baik Aku Akan Berkhayal
Menatap kosong pada dedaunan basah
Dari celah jendela ruang kamarku yang tak seberapa
Dunia yang bahkan sudah gelap
Tak urungkan niatku berkhayal
Gerimis ini mengapa ada?
Hening kau seret
Hadiahi lamun yang tak mampu kutolak
Angan sepertinya hanya memilihku untuk ditaklukkan
Riuh apapun tak cukup kuat untuk buyarkannya
Dingin yang hadir tak cukup kuat menyuruhku beranjak
Baiklah..
Aku takluk
Aku akan berkhayal
Apa yang kau tawarkan kini?
Kita lihat..
Sejauh apa kau mampu membawa lamunku menelusur
Sebanyak apa makhluk-makhluk manis itu bisa kau seret masuk
Sekuat apa indah-indah mereka bisa ciptakan senyuman untukku
Baiklah..
Aku akan berkhayal..
Dialah Yang Berhak Kini
Aku hanya tak ingin kau menyesal karena telah memilih dia
Aku tak ingin kau menangis karena merindukanku
Aku tak ingin kau teteskan air matamu mengenang momen-momen aneh saat bersamaku
Dialah yang kini boleh membuatmu tenang
Dialah yang berhak berucap padamu "aku mencintaimu"
Dialah yang selayaknya menerima segala unegmu
Lalu aku...
Biarkan disini
Biarkan memendam rasa yang tak pernah mati
Ya.. yang tak pernah mati
Takkan aku berharap lebih
Aku bersyukur telah sempat memiliki
Kau boleh saja datang bersama indahmu yang memang selalu aku kagumi
Dan membuatku semakin menjadi-jadi
Tapi ketahuilah
Aku merasa cukup menjadi aku yang sekarang
Teruslah bercerita
Teruslah bertanya
Aku akan selalu hadiahimu senyum terindah..
Indahnya Mencintaimu
Aku miliki rasa ini bukan karena kau cantik
Toh mantanku sebelum kau jauh lebih menarik
Aku sayangimu
bukan karena temenmu sianu itu selalu melebih-lebihkanmu dimataku
Aku mencintaimu bukan karena kau punya Bapak
Yang mulai berhasil denganku kompak
Aku bahkan semakin mencintaimu gadis
Bukan karena tatapan mamakmu yang dulu sadis kini berubah manis
Atau bukan karena anjing piaraanmu yang konon galak
Kini kian berperasaan dan mulai jinak
Aku ciptakan semua ini bukan karena kau ahli merayu
Meski kuakui kau memang selalu sukses membuatku layu
Hatiku miliki rindu
Bukan saat kau berani memelukku
Ragaku terpuaskan
Bukan saat kau selalu berani menciumku duluan
Banggaku saat denganmu
Bukan karena kau selalu tau isi kepalaku
Ya kau memang selalu mengerti isi ubun-ubun ini
Mandiri
Mau gerak sendiri
Jiwaku segar
Bukan karena saat kuajak ngemil jagung bakar
Selalu kau yang bayar
Atau saat kita makan di si Samun sana
Selalu kau yang keluarkan dana
Atau bukan juga karena mie capcai si Harmonis
Yang kerap kuterima gratis
Indah mencintaimu
Bukan saat kau isi pulsaku
Yang meski seringan cuma 5ribu
Tanpa itu semua aku akan tetap mengejarmu
Memburumu
Hanya karena 1hal padamu yang selalu membuatku bersyukur
1hal yang selalu bisa mengajakku akur
1hal itu, kau JUJUR..
No comments:
Post a Comment