Thursday, 14 February 2019

63 Kata-Kata Bijak yang Menginspirasi

Kutipan inspirasional mengangkat dan menginspirasi kata-kata bijak yang dapat membuat dampak positif pada Anda. Didorong oleh mereka. Temukan kutipan yang bermakna bagi Anda, itu bisa mengubah cara Anda berpikir atau hanya membantu Anda melihat masalah dengan cara yang lebih positif. Tempatkan kutipan favorit Anda di mana Anda dapat melihatnya untuk menambah pemikiran positif pada hari Anda. Kata-kata inspirasional untuk memotivasi Anda untuk menjadi yang terbaik yang Anda bisa!

Berikut ini 63 KATA-KATA BIJAK  yang dapat anda baca untuk mengubah cara berpikir,melihat dan mendengar ,tentang kehidupan cinta dan pertemanan.



Teman yg paling baik ialah seseorang yang kita boleh duduk bersama di dalam buaian dan berbuai bersama tanpa berkata apa-apa pun dan kemudian berjalan pulang dgn perasaan bahawa itulah perbualan yang paling hebat yg pernah kita rasai.


Memang benar yang kita tidak akan tahu apa yg kita punyai sehinggalah kita kehilangannya dan juga benar bahwa kita tidak akan tahu apa yg kita rindukan sehinggalah "Ianya" hadir.


Jangan pandang kepada kecantikan kerana ianya akan lapuk ditelan usia, jangan kejar kemewahan kerana ianya akan susut ditelan masa. Apa yang kekal hanyalah kecantikan hati seseorang...


Carilah seseorang yang bisa membuatkan kamu tersenyum kerana ia cuma memerlukan sekuntum senyuman untuk mencerahkan hari yg suram. Akan tiba satu ketika didalam kehidupan apabila kamu teramat rindukan seseorang sehingga kamu ingin menggapainya dari mimpi dan memeluknya dengan sebenar.


Mimpilah apa yang kamu inginkan, pergilah ke mana-mana yg kamu ingin tujui dan jadilah apa yg kamu inginkan kerana kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu peluang untuk melakukan semua perkara yang ingin kamu lakukan.


Masa depan yg cerah sentiasa berteraskan kehidupan yg lalu yg telah dilupakan, kamu tidak boleh meneruskan kehidupan dengan sempurna sehingga kamu melupakan kegagalan dan kekecewaan masa silam


Kadang-kadang ALLAH hilangkan sekejap matahari kemudian dia datangkan pula guruh dan kilat. Puas kita mencari di mana matahari, rupa-rupanya ALLAH nak hadiahkan kita pelangi yang indah ...


Belajarlah bersyukur dengan jodoh anugerah tuhan.. usah mendambakan teman secantik balqis, andai dirimu tidak seindah sulaiman.. mengapa diharapkan teman setampan yusof, andai dirimu tidak setulus zulaikha... tak perlu mencari seistimewa khadijah, andai dirimu tidak sesempurna Rasulullah SAW...


Jika kamu memancing ikan, setelah ikan itu terlekat di mata kail, hendaklah kamu mengambil ikan itu, janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu saja…. Karena ia akan sakit oleh karena bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup... Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang, setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya, janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja… Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu, dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingatimu...


Janganlah kamu mengganggu hidup seseorang dengan mencuri hatinya andainya kamu tidak ikhlas menyintainya... kelak kamu akan berlaku kejam dengan meninggalkannya dan membiarkan hatinya terluka dan hidupnya menderita...


Cinta akan menyakitkan ketika kamu berpisah dengan seseorang, lebih menyakitkan apabila kamu dilupakan oleh kekasihmu, tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi apabila seseorang yang kamu sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu rasakan.


Wahai sahabatku yang menderita kerana cinta, usahlah ditangisi kekasihmu yang telah pergi, hayunlah langkahmu ke mana sahaja yang kamu ingini demi mengubati hatimu yang luka, moga-moga kamu akan bertemu seseorang yang dapat mengisi hatimu, kelak pasti terubat jua dan hidupmu kembali ceria...


Mungkin Tuhan sengaja mahu kita berjumpa dgn orang yg salah sebelum menemui insan yg betul supaya apabila kita akhirnya menemui insan yg betul, kita akan tahu bagaimana utk bersyukur dgn pemberian dan hikmah disebalik pemberian tersebut.


Apabila salah satu pintu kebahagiaan tertutup, yg lain akan terbuka tapi selalunya kita akan memandang pintu yg telah tertutup itu terlalu lama hinggakan kita tidak nampak pintu lain yg telah pun terbuka untuk kita.


Semoga kamu memiliki kebahagiaan yg cukup untuk membuatkan diri kamu menarik, percubaan yg cukup utk membuatkan kamu kuat, kesedihan yg cukup utk memastikan kamu adalah seorang insan dan harapan yg cukup utk membuatkan kamu bahagia...


Kebahagiaan seseorang manusia tidak semestinya dalam memiliki segala yg terbaik. Mereka hanya membuat yg terbaik dalam hampir apa saja yg datang didalam hidup mereka. Kebahagiaan terletak kepada mereka yg menangis, mereka yg terluka, mereka yang telah mencari dan mereka yg telah mencuba, hanya mereka yg boleh menghargai kepentingan manusia yg telah menyentuh hidup mereka.


Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehingga kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi.


Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.


Hawa diciptakan dari rusuk Adam, bukan dari kepala untuk dijunjung, bukan dari kaki untuk dijadikan alas, melainkan dari sisinya untuk dijadikan teman hidup, dekat dihati untuk dicintai...


Ia cuma mengambil masa seminit untuk jatuh hati pada seseorang, satu jam utuk menyukai seseorang, satu hari untuk menyintai seseorang tetapi ia mengambil masa sepanjang hidup untuk melupakan seseorang.


Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.


Perkara yang paling kejam dalam hidup adalah kamu membuatkan seseorang menyintai dirimu sepenuh hati dan sanggup menyerahkan segala-galanya demi sebuah cinta yang suci, sedangkan kamu hanya sekadar menuturkan kata-kata cinta di bibir sahaja... meskipun lidahnya melontarkan kata-kata kemaafan, namun hatinya tidak akan memaafkan kamu sampai bila-bila lantaran hatinya yang penuh dengan kelukaan yang amat memedihkan...


Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya. Kisah silam tidak perlu diungkit lagi, kiranya kamu benar-benar mencintainya setulus hati.


Jika kita mencintai seseorang Berusahalan untuk tampil apa adanya karena Cinta sejati selalu dapat Menerima Kelebihan dan Kekurangan


Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan


Setetes kebencian di dalam hati Pasti akan membuahkan penderitaan Tapi setetes cinta di dalam relung hati akan membuahkan kebahagiaan sejati


Tak ada yg sempurna, berhentilah mencarinya. Jika seseorang mengerti dan mencintai kamu apa adanya, kamu dan dia pantas bersama.


Cinta yang belum matang berkata: "Aku cinta kamu karena aku butuh kamu" Cinta yang sudah matang berkata: "Aku butuh kamu karena aku cinta kamu"


Kalahkan Kemarahan dengan Cinta Kasih Kalahkan Kejahatan dengan Kebajikan Kalahkan kekikiran dengan Kemurahan Hati Kalahkan Kesombongan dengan Kejujuran


Cinta Tak Harus Saling Memiliki Kadang Kala Mereka Harus Melepaskan Cinta Tersebut Karena Cinta yang Sejati Selalu Ingin Membahagiakan Orang Yang dicintai


Di antara mereka yang saya sukai atau kagumi, saya tidak dapat menemukan suatu kesamaan Tetapi di antara mereka yang saya kasihi, saya dapat menemukannya: mereka semua membuat saya tertawa


Cinta... Jika anda memilikinya, anda tidak memerlukan sesuatu pun yang lain Dan jika anda tidak memilikinya,apa pun yang lain yang anda miliki tidak banyak berarti


Cinta tidak dapat dipaksakan Cinta tidak dapat dibujuk dan digoda Cinta muncul dari Surga tanpa topeng dan tanpa dicari


Cinta memasukkan kesenangan dalam kebersamaan kesedihan dalam perpisahan harapan pada hari esok kegembiraan di dalam hati


Siapa pun yang mempunyai hati penuh cinta selalu mempunyai sesuatu untuk diberikan Cinta sejati dimulai ketika tidak sesuatu pun diharapkan sebagai balasan


Cinta bukanlah cinta sebelum engkau memberikannya Nafsu adalah emosi Cinta adalah pilihan Cara untuk mencintai sesuatu adalah dengan menyadari Bahwa sesuatu itu mungkin hilang


Persahabatan sering berakhir dengan cinta Tetapi cinta kadang berakhir BUKAN dengan persahabatan


Kita harus sedikit menyerupai satu sama lain untuk mengerti satu sama lain Tetapi kita harus sedikit berbeda Untuk mencintai satu sama lain


Cinta yang belum matang berkata: "Aku cinta kamu karena aku butuh kamu" Cinta yang sudah matang berkata: "Aku butuh kamu karena aku cinta kamu"


Jika kita mencintai seseorang Berusahalan untuk tampil apa adanya karena Cinta sejati selalu dapat Menerima Kelebihan dan Kekurangan


Bahagialah bagi orang yang mengerti akan arti cinta, Karena Cinta itu akan memberikan warna bagi kehidupannya


Cinta yang teramat besar kadang dapat membuat kita tak bisa mencintai lagi


Setetes kebencian di dalam hati Pasti akan membuahkan penderitaan Tapi setetes cinta di dalam relung hati akan membuahkan kebahagiaan sejati


Kalahkan Kemarahan dengan Cinta Kasih Kalahkan Kejahatan dengan Kebajikan Kalahkan kekikiran dengan Kemurahan Hati Kalahkan Kesombongan dengan Kejujuran


Nafsu hanya akan memberikan kebahagiaan sesaat tapi cinta yang tulus dan sejati akan memberikan kebahagiaan selamanya


Luruhnya hati bukanlah suatu dosa, Maka Jangan Pernah Takut untuk Jatuh Cinta


Cinta Tak Harus Saling Memiliki Kadang Kala Mereka Harus Melepaskan Cinta Tersebut Karena Cinta yang Sejati Selalu Ingin Membahagiakan Orang Yang dicintai


Cinta itu seperti art yg indah dan agung, berbahagialah yg pernah mendapatkannya meskipun tidak abadi


Cinta tidak membuat dunia berputar Cinta inilah yang membuat perjalanan tersebut berharga


Cinta tidak berupa tatapan satu sama lain, tetapi memandang ke luar bersama ke arah yang sama.


Bel bukanlah bel sebelum engkau membunyikannya Lagu bukanlah lagu sebelum engkau menyanyikannya Cinta di dalam hatimu tidak diletakkan untuk tinggal di sana


Cinta bukanlah cinta sebelum engkau memberikannya Nafsu adalah emosi Cinta adalah pilihan Cara untuk mencintai sesuatu adalah dengan menyadari Bahwa sesuatu itu mungkin hilang


Cinta adalah kunci induk yang membuka Gerbang kebahagiaan Kekasih yang bijaksana tidak menghargai hadiah dari kekasihnya Sebesar cinta dari si pemberi


Jika anda ingin dicinta, mencintalah dan jadilah orang yang pantas dicinta


Di antara mereka yang saya sukai atau kagumi, saya tidak dapat menemukan suatu kesamaan Tetapi di antara mereka yang saya kasihi, saya dapat menemukannya: mereka semua membuat saya tertawa


Persahabatan sering berakhir dengan cinta Tetapi cinta kadang berakhir BUKAN dengan persahabatan


Kita harus sedikit menyerupai satu sama lain untuk mengerti satu sama lain Tetapi kita harus sedikit berbeda Untuk mencintai satu sama lain


Cinta yang belum matang berkata: "Aku cinta kamu karena aku butuh kamu" Cinta yang sudah matang berkata: "Aku butuh kamu karena aku cinta kamu"


Cinta memasukkan kesenangan dalam kebersamaan kesedihan dalam perpisahan harapan pada hari esok kegembiraan di dalam hati


Siapa pun yang mempunyai hati penuh cinta selalu mempunyai sesuatu untuk diberikan Cinta sejati dimulai ketika tidak sesuatu pun diharapkan sebagai balasan


Segera sesudah kita belajar mencinta Kita akan belajar untuk hidup


Cinta... Jika anda memilikinya, anda tidak memerlukan sesuatu pun yang lain Dan jika anda tidak memilikinya,apa pun yang lain yang anda miliki tidak banyak berarti


Cinta tidak dapat dipaksakan Cinta tidak dapat dibujuk dan digoda Cinta muncul dari Surga tanpa topeng dan tanpa dicari




Cobalah bernalar tentang cinta dan engkau pun akan kehilangan nalarmu terakhir kata pak patkai"beginilah cinta, penderitaan tiada berakhir"hehehheeh


baca juga : 

Sunday, 11 February 2018

Puisi , Hujan


Hujan datang lagi. 
Suara gemercik hujan, 
Seakan sebagai terapi 
untuk merileksasikan diri 
dan menjauhkan dari rasa stress dan frustasi. 
Namun lebih dari itu, 
hujan hidupkan kembali kenangan yang telah lampau di lalui. 
Meskipun itu tidak mampu terulang 
untuk yang kedua kalinya, 
memori akan tetap terus terasa seperti nyata.
butiran air mata
Hilang bersamaan datangnya hujan
Rasa luka mulai pudar
Diiringi alunan syahdu rintik hujan.

Sunday, 4 February 2018

6 Contoh Puisi yang mudah dibaca dan dipahami

Pada saat kamu membaca puisi  kamu harus memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat. Selain itu kamu pun harus memperhatikan penggalan kata yang tepat. Dengan demikian ,puisi tersebut akan enak didengar dan mudah dipahami isinya.
Dan berikut ini adalah contoh puisi untuk belajar membaca puisi dengan tepat dan benar

Pahlawanku
By : kak Rukhi

Wahai pahlawanku
Kan kukenang selalu jasamu
Seluruh mata terbuka akan perjuanganmu

Kau bela kemerdekaan

Kau rela korbankan jiwa raga
Demi nusa dan bangsa
Jasamu kan abadi
Bersemayam di hati penerusmu

Berkat pengorbananmu
Rakyat dan bangsa kita semakin maju
Kokoh kuat bersatu
Melanjutkan cita-cita sucimu


Ilmu
By : Dwi ansyar reni

Wahai teman . . . .
Carilah ilmu sebanyak-banyaknya
Dan tiada putusnya
Capailah cita-citamu

Bekali hidup dengan ilmu
Belajarlah dengan giat
Janganlah cepat berputus asa
Hadapi segala rintangan yang ada

Jadikan diri seperti matahari
Yang tiada hentinya menerangi bumi
Dan jangan lupa untuk berdoa
Agar terwujud cita-citamu



Buku
By : Gabriella elisabeth E.fernandez


Buku
Engkau sahabatku
Yang selalu kubuka
Dan kubaca dengan senyum
Buku
Kau selalu ada
Dikala aku bingung
Dikala aku susah
Didalam kebodohanku
Kau selalu setia
Mengajari dan membimbingku
Meraih cita-cita setinggi langit
Di setiap lembaranmu
Banyak pengetahuan tercantum
Di setiap helaimu
Banyak ilmu yang bisa kuraih
Buku
Setiap kali aku membukamu
Aku selalu melihat senyum lebarmu
Yang siap mengantarku
Pergi ke alam pengatahuan
Terima kasih buku
Kaulah pahlawan berjasa
Yang selalu berbagi ilmu
Dan melengkapi pikiranku
Dengan segala pengetahuanmu



Pedagang Sayur Keliling

Ketika ufuk timur menyingsing
Kau telah meninggalkan pasar
Tertatih-tatih gerobakmu menggelinding
Sarat oleh sayuran segar

Kau telusuri jalan-jalan
Menawarkan dagangan

Kau tawari setiap orang
Kebutuhan gizi kau sediakan

Terima kasih ,hai pedagang
Berkat jasamu kami mendapatkan kemudahan
Kebutuhan dapur kau sediakan


Laut
By : Anindhiya u

Laut
Pasang surut
Tak pernah berhenti
Ombakmu bergulung gulung
Berkejar kejaran
Tak pernah berhenti
Anginmu menyejukkan
Karena Engkau ,Tuhan
Berikan nrlaysn
 limpahan rezeki
Cukup nafkah anak istri
Kau simpan kekayaan
Beribu ribu ikan
Beragam hewan
Berjenis tumbuhan
Tumbuh dan berkembah



Pantai yang Hilang
By : Sucipto Anggoro Putra
Dikutip dari bobo no.49 11 maret 2004

Udara segar terasa terbang ke awan
Kerikil halus putih tanpa bercak
Ombak bersuara merdu

Keindahan alam terluka
Akibat jahil tangan manusia
Pantai hilang ditelan masa
Padahal itu titipan anak cucu kita

Kembali pantaiku yang dulu
Indah berseri penyambut insani
Sebagai cermin diri pada ILLAHI
Sang pencipta pemilik abadi


Baca juga :

Thursday, 1 February 2018

Kumpulan Puisi Rivai Apin


Rivai Apin (lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat pada 30 Agustus 1927 - wafat di Jakarta pada April 1995) adalah sastrawan Indonesia angkatan '45. Bersama Chairil Anwar dan Asrul Sani, ia menulis karya sastra "Tiga Menguak Takdir".

Karya-karyanya dimuat dalam Gema Tanah Air (1948, ed. H.B. Jassin), Tiga Menguak Takdir (1950), Puisi-puisi Rivai Apin sendiri telah dikumpulkan oleh Harry Aveling dengan judul
Dari Dua Dunia yang Belum Sudah (1972). Menurut Harry Aveling, sebagai penyair Rivai Apin telah menulis sajak yang dapat dikelompokkan ke dalam aliran persajakan Indonesia ala Chairil Anwar yang ditandai dengan kemurungan, keresahan, dan kesepian dalam pengucapannya dan berikut ini karya dari rivai apin yang terkenal

ORANG PENGHABISAN
 Untuk Chairil Anwar

Aku menyerah dengan seluruh kekayaanku:
Kekinian dan ke akanan. Pada kursi panjang
Di kamar terang samar pada senja
Dengan rokok berkepulan di tangan.

Hari-hari aku jadikan pura dari kelaluan
Dan sekali-kali aku akan tertawa dan tersenyum sendirian.

Tiap hari-hari mati membenamkan aku
Ke dalam benda-benda yang berlapukan dan berdebuan
Tapi, sehabis kuap yang penghabisan, aku taku
Kepala akan berteleng dan mulut yang meliang
dengan bibir yang berat bergantungan
Akan keluar penyesalan: Hari-hari baru hanya cemooh keterlaluan.


PERISTIWA


Malam membenamkan aku ke gang-gang
Dan dari aku, dia tidak akan dapat tantangan.
Aku tahu, kapal-kapal telah berangkat
Dan tidaklah akan kukejar ini kepergian.

Aku tadi juga di tangga dan di telingaku membising:
Orang bersuit-suitan dan menyoraki,
Tapi satu kilat memutuskan:
Aku kembali ke tengah mereka.

Benciku, yang melendir di mulut kuludahkan ke kapal yang tak kena
dan satu ombak kecil enak saja membawa ludahku lari



Tiga Menguak Takdir


Di atas hancuran tembok yang kuruntuhkan
Berdiri aku atas kuda putihku, gaya dan jaya
Di hadapanku menghampar padang dan bukit
Dengan lengkungan langit yang membuatku lapar ruangan.

Lalu dadaku memberikan ruang
Bagi jantung yang memukul berdentangan
Memancarkan darah yang dia degap degupkan

Darah kudaku pun ikut menjalang
dan
dia berlonjak-lonjakan oleh kekesalan
Lalu kulepas
dan kami menderu pacu ke pantai-pantai



ELEGI


Apa yang bisa kami rasakan, tapi tak usah kami ucapkan
Apa yang bisa kami pikirkan, tapi tak usah kami katakan
Janganlah kau bersedih – dan mari kami lanjutkan
Kami bawa ini kebenaran ke bintangnya dan ke buminya.

Kami pun tahu, karena ada satu kata dari kau yang kami simpan
Satu pandang dari tanah retak menggersang, lalu sedu menyesak dada,
Ah, kenangan padamu kan terus memburu,
- menakutkan seperti bayang di pondok seloyongan bila,
bila pelita telah dipasang.
Tapi penuh kasih seperti Bapak yang mengulurkan tangan
Dan kau kembalii, seperti di hari-hari dulu
Ketika kau dan ini bumi mendegupkan hidup.

Kami tak kann lupakan kau, ketika memburu dan ketika lari
- karena apa yang kami buru dan apa yang kami lari
untuk itu mau serahkan nyawamu
Pun tahu, seperti kau pun tahu, bahwa tak ada
Dewa atau Tuhan lain yang berharga untuk dihidupi selain itu
Berhembus pun topan di padang tandus ini
Tapi tapak kami yang tertanam di padang gersang,
Di mana kau dalam terkubur
Melanjutkan nyala, dan kami yang tegak berdiri di sini ialah api.
Kita tahankan hidup  di ini malam, yang akan melahirkan siang.

Kita adalah anak-anak dari satu Bapak
Kita adalah anak-anak dari satu Ibu
Dan mati bagi kita hanyalah soal waktu
Tapi kita semua mempertahankan satu Tuhan.

Adik yang akan datang, Kakak yang telah pergi
Kita angkutlah ini tanah-tanah yang retak,
Ini tanah-tanah yang gersang.
Keberatan beban, kesakitan bahu memikul,
dan kepahitan hati akan kekalahan
Akan menyaratkan cinta pada kepercayaan
Yang kita peluk.


terimakasih sudah mampir untuk membaca,dan nantikan juga update puisi yang menarik untuk kalian baca. salam sejahtera

Saturday, 27 January 2018

Kumpulan Puisi karya Taufik Ismail

Taufiq Ismail lahir dari pasangan A. Gaffar Ismail (1911-1998) asal Banuhampu, Agam dan Sitti Nur Muhammad Nur (1914-1982) asal Pandai Sikek, Tanah Datar, Sumatera Barat.
Taufiq tumbuh dalam keluarga guru dan wartawan yang suka membaca.
Ia telah bercita-cita menjadi sastrawan sejak masih SMA. Dengan pilihan sendiri, ia menjadi dokter hewan dan ahli peternakan karena ingin memiliki bisnis peternakan guna menafkahi cita-cita kesusastraannya.
dan berikut ini kumpulan karya dari Taufik ismail









Membaca Tanda-Tanda 
by : Taufik Ismail

Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas
dari tangan
dan meluncur lewat sela-sela jari kita
Ada sesuatu yang mulanya
tak begitu jelas
tapi kini kita mulai merindukannya
Kita saksikan udara
abu-abu warnanya
Kita saksikan air danau
yang semakin surut jadinya
Burung-burung kecil
tak lagi berkicau pagi hari
Hutan kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan
hutan
Kita saksikan zat asam
didesak asam arang
dan karbon dioksid itu
menggilas paru-paru
Kita saksikan
Gunung memompa abu
Abu membawa batu
Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor
Longsor membawa air
Air membawa banjir
Banjir membawa air
air
mata
Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Bisakah kita membaca tanda-tanda?
Allah
Kami telah membaca gempa
Kami telah disapu banjir
Kami telah dihalau api dan hama
Kami telah dihujani abu dan batu
Allah
Ampuni dosa-dosa kami
Beri kami kearifan membaca
Seribu tanda-tanda
Karena ada sesuatu yang rasanya
mulai lepas dari tangan
dan meluncur lewat sela-sela jari
Karena ada sesuatu yang mulanya
tak begitu jelas
tapi kini kami
mulai
merindukannya.
1982


DENGAN PUISI AKU
(Taufiq ismail)

Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbaur cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian Yang Akan Datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Napas jaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya


Sebuah Jaket Berlumur Darah

Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun.

Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
Berikara setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?.

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang.

Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman
Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan.

Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini 
by : Taufik Ismail

Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
“Duli Tuanku ?”
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.

1966


Syair Orang Lapar

Lapar menyerang desaku
Kentang dipanggang kemarau
Surat orang kampungku
Kuguratkan kertas
Risau
Lapar lautan pidato
Ranah dipanggang kemarau
Ketika berduyun mengemis
Kesinikan hatimu
Kuiris
Lapar di Gunungkidul
Mayat dipanggang kemarau
Berjajar masuk kubur
Kauulang jua
Kalau


Karangan Bunga

Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu.

Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi

Salemba

Alma Mater, janganlah bersedih
Bila arakan ini bergerak pelahan
Menuju pemakaman
Siang ini.

Anakmu yang berani
Telah tersungkur ke bumi
Ketika melawan tirani.


Memang Selalu Demikian, Hadi

Setiap perjuangan selalu melahirkan
Sejumlah pengkhianat dan para penjilat
Jangan kau gusar, Hadi.

Setiap perjuangan selalu menghadapkan kita
Pada kaum yang bimbang menghadapi gelombang
Jangan kau kecewa, Hadi.

Setiap perjuangan yang akan menang
Selalu mendatangkan pahlawan jadi-jadian
Dan para jagoan kesiangan.

Memang demikianlah halnya, Hadi.


Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua
Pada Anaknya Berangkat Dewasa


Jika adalah yang harus kaulakukan
Ialah menyampaikan kebenaran
Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan
Ialah ang bernama keyakinan
Jika adalah yang harus kau tumbangkan
Ialah segala pohon-pohon kezaliman
Jika adalah orang yang harus kauagungkan
Ialah hanya Rasul Tuhan
Jika adalah kesempatan memilih mati
Ialah syahid di jalan Ilahi.


PUISI MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA

Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga
Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya
Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernyaDadaku busung jadi anak Indonesia
Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia
Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,
Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi
berterang-terang curang susah dicari tandingan,
Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu
dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek
secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,
Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan,
senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan
peuyeum dipotong birokrasi
lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal,
anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden,
menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati,
agar orangtua mereka bersenang hati,
Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum
sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas
penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,
Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan
sandiwara yang opininya bersilang tak habis
dan tak utus dilarang-larang,
Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata
supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,
Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah,
ciumlah harum aroma mereka punya jenazah,
sekarang saja sementara mereka kalah,
kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka
oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
kabarnya dengan sepotong SK
suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,
Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan,
lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,
Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja,
fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,
Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat
jadi pertunjukan teror penonton antarkotacuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita
tak pernah bersedia menerima skor pertandingan
yang disetujui bersama,Di negeriku rupanya sudah diputuskan
kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa,
lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil
karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta,
sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,
Di negeriku ada pembunuhan, penculikan
dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh,
Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng,
Nipah, Santa Cruz dan Irian,
ada pula pembantahan terang-terangan
yang merupakan dusta terang-terangan
di bawah cahaya surya terang-terangan,
dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai
saksi terang-terangan,
Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada,
tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang
menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.1998



Puisi Kembalikan Indonesia Padaku 
by : Taufik Ismail

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam,
yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bolayang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah satu juta orang main pingpong siang malam
dengan bola telur angsa di bawah sinar lampu 15 wat,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang pelan-pelan tenggelam
lantaran berat bebannya kemudian angsa-angsa berenang-renang di atasnya,
Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga,
dan di dalam mulut itu ada bola-bola lampu 15 wat,
sebagian putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Hari depan Indonesia adalah angsa-angsa putih yang berenang-renang
sambil main pingpong di atas pulau Jawa yang tenggelam
dan membawa seratus juta bola lampu 15 wat ke dasar lautan,
Kembalikan
Indonesia
padaku
Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam
dengan bola yang bentuknya seperti telur angsa,
Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam
karena seratus juta penduduknya,
Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat,
sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,
Kembalikan
Indonesia
padaku

Paris, 1971



terimakasih sudah membaca puisi karya dari Taufik ismail yamng sudah dirangkum dalam 1 postingan ini dan untuk sobat2 tunggu update puisi yg lebih menarik lagi ya...

Friday, 26 January 2018

Kumpulan Puisi Karya Chairil Anwar

Nama Chairil mulai terkenal dalam dunia sastra setelah pemuatan puisinya yang berjudul Nisan pada tahun 1942, saat itu ia baru berusia 20 tahun. kumpulan puisi karya chairil anwar semua puisi-puisi yang ia tulis merujuk pada kematian. Namun saat pertama kali mengirimkan puisi-puisinya di majalah Pandji Pustaka untuk dimuat, banyak yang ditolak karena dianggap terlalu individualistis dan tidak sesuai dengan semangat Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Ketika menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta, Chairil jatuh cinta pada Sri Ayati tetapi hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Puisi-puisinya beredar di atas kertas murah selama masa pendudukan Jepang di Indonesia dan tidak diterbitkan hingga tahun 1945. Kemudian ia memutuskan untuk menikah dengan Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946. Mereka dikaruniai seorang putri bernama Evawani Alissa, namun bercerai pada akhir tahun 1948. Makam Chairil di TPU Karet Bivak Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya. Sebelum menginjak usia 27 tahun, sejumlah penyakit telah menimpanya. Chairil meninggal dalam usia muda di Rumah Sakit CBZ (sekarang Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo), Jakarta pada tanggal 28 April 1949; penyebab kematiannya tidak diketahui pasti, menurut dugaan lebih karena penyakit TBC. Ia dimakamkan sehari kemudian di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta.Chairil dirawat di CBZ (RSCM) dari 22-28 April 1949. Menurut catatan rumah sakit, ia dirawat karena tifus. Meskipun demikian, ia sebenarnya sudah lama menderita penyakit paru-paru dan infeksi yang menyebabkan dirinya makin lemah, sehingga timbullah penyakit usus yang membawa kematian dirinya - yakni ususnya pecah. Tapi, menjelang akhir hayatnya ia menggigau karena tinggi panas badannya, dan di saat dia insaf akan dirinya dia mengucap, "Tuhanku, Tuhanku..." Dia meninggal pada pukul setengah tiga sore 28 April 1949, dan dikuburkan keesokan harinya, Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari masa ke masa. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar. Kritikus sastra Indonesia asal Belanda, A. Teeuw menyebutkan bahwa "Chairil telah menyadari akan mati muda, seperti tema menyerah yang terdapat dalam puisi berjudul Jang Terampas Dan Jang Putus".Selama hidupnya, Chairil telah menulis sekitar 94 karya, termasuk 70 puisi; kebanyakan tidak dipublikasikan hingga kematiannya. Puisi terakhir Chairil berjudul Cemara Menderai Sampai Jauh, ditulis pada tahun 1949, sedangkan karyanya yang paling terkenal berjudul Aku dan Krawang Bekasi.
dan berikut ini sedikit puisi karya  Chairil anwar yang saya rangkumkan.

 

"PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO"


Ayo! Bung Karno kasih tangan, 
mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicara mu
Dipanggang di atas api mu
Digarami lautmu dari mulai tanggal 17 Agusutus 1945

Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api, 
Aku sekarang laut
Bung Karno!
Kau dan aku satu zat satu urat
Di zat mu, di zat ku
kapal-kapakl kita berlayar
Di urat mu, di urat ku 
kapal-kapal kita bertolak dan berlabuh


"AKU"

Kalau sampai waktuku
Aku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi


"AKU BERKACA"

Ini muka penuh luka
Siapa punya?

Ku dengar seru menderu
Dalam hatiku
Apa hanya angin lalu?
Lagi lain pula
Menggelepar tengah malam buta

Ah..!!!
Segala menebal, segala mengental
Segala tak ku kenal..!!!
Selamat tinggal…!!


"DIPONEGORO"

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. 
Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, 
keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati


"SEBUAH KAMAR"

Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia
Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu
Sudah lima anak bernyawa di sini, 
Aku salah satu

Ibuku tertidur dalam tersedu
Keramaian penjara sepi selalu
Bapak ku sendiri terbaring jemu
Matanya menatap orang tersalib di batu

Sekeliling dunia bunuh diri
Aku minta adik lagi pada Ibu dan Bapak ku
Karena mereka berada di luar hitungan
Kamar begini 3 x 4 terlalu sempit buat meniup nyawa


"DOA"


Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Cahaya Mu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
Aku hilang bentuk remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu Mu aku bisa mengetuk
Aku tidak bisa berpaling



"KRAWANG-BEKASI"


Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
Tidak bisa teriak ‘Merdeka’ dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan mendegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan ati 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan,
atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata.

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenang lah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian


Kenang, kenang lah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi


"MAJU"


Bagimu negeri
Menyediakan api

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang


"YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS"


Kelam dan angin lalu mempesiang diriku
Menggigir juga ruang di mana dia yang ku ingin
Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin
Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
Dan aku bis lagi lepaskan kisah baru padamu
Tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlaku beku



"HAMPA"


Sepi di luar. Sepi menekan mendesak
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut
Tak satu kuasa melepas renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti

Sepi
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertampik
Ini sepi terus ada. Dan menanti



"SENJA DI PELABUHAN KECIL"


Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam
Ada juga kelepak elang menyinggung muram
Desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan
Tidak bergerak dan kini tanah air tidur hilang ombak

Tiada lagi. Aku sendirian.
Berjalan menyisir semenanjung
Masih pengap harap
Sekali tiba di ujung
Dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat
Sedu penghabisan bisa terdekap



"KEPADA KAWAN"

Sebelum ajal mendekat dan menghianat
Mencengkam dari belakang ketika kita tidak melihat
Selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa

Belum bertugas kecewa dan gentar belum ada
Tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam
Layar merah berkibar hilang dalam kelam
Kawan, mari kita putuskan kini di sini
Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri

Jadi
Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan
Tembus jelajah dunia ini dan balikkan
Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu
Pilih kuda yang paling liar, pacu laju
Jangan tembatkan pada siang dan malam

Dan
Hancurkan lagi apa yang kau perbuat
Hilang sonder pusaka, sonder kerabat
Tidak minta ampun atas segala dosa
Tidak memberi pamit siapa saja

Jadi
Mari kita putuskan sekali lagi
Ajal yang menarik kita, kan merasa angkasa sepi
Sekali lagi kawan, sebaris lagi
Tikamkan pedangmu hingga ke hulu
Pada siapa yang mengairi kemurnian madu..!!


"CERITA BUAT DIEN TAMAELA"


Beta Pattirajawane
Yang dijaga datu-datu
Cuma satu

Beta Pattirajawane
Kikisan laut
Berdarah laut

Beta Pattirajawane
Ketika lahir dibawakan
Datu dayung sampan

Beta Pattirajawane, menjaga hutan pala
Beta api di pantai. Siapa mendekat
Tiga kali menyebut beta punya nama


Dalam sunyi malam ganggang menari
Menurut beta punya tifa, pohon pala,
Badan perawan jadi hidup sampai pagi tiba

Mari menari!
Mari beria!
Mari berlupa!

Awas jangan bikin beta marah
Beta bikin pala mati, gadis kaku
Beta kirim datu-datu

Beta ada di malam, ada di siang
Irama ganggang dan api membakar pulau

Beta Pattirajawane
Yang dijaga datu-datu
Cuma satu



"Rumahku"


Rumah ku dari unggun timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak
Ku lari dari gedong lebar halaman

Aku tersesat tak dapat jalan
Kemah ku dirikan ketika senja kala
Di pagi terbang entah ke mana
Rumah ku dari unggun timbun sajak

Di sini aku berbini dan beranak
Rasanya lama lagi
Tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
Jika menagih yang satu


"SAJAK PUTIH"


Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi


Malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku


Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak membelah




terimakasih sudah menyempatkan membaca  , dan tunggu update puisi yang menaik untuk kalian baca.

Tuesday, 23 January 2018

Kumpulan puisi W.S Rendra

Rumpun Alang-Alang


Engkaulah perempuan terkasih, yang sejenak kulupakan, sayang
Kerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang malang
Di hatiku alang-alang menancapkan akar-akarnya yang gatal
Serumpun alang-alang gelap, lembut dan nakal

Gelap dan bergoyang ia
dan ia pun berbunga dosa
Engkau tetap yang punya
tapi alang-alang tumbuh di dada


Aku tulis pamplet ini
By : w.s rendra


Aku tulis pamplet ini
karena lembaga pendapat umum
ditutupi jaring labah-labah
Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,
dan ungkapan diri ditekan
menjadi peng – iya – an
Apa yang terpegang hari ini
bisa luput besok pagi
Ketidakpastian merajalela.
Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki
menjadi marabahaya
menjadi isi kebon binatang
Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,
maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.
Tidak mengandung perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan

Aku tulis pamplet ini
karena pamplet bukan tabu bagi penyair
Aku inginkan merpati pos.
Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku
Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.
Aku tidak melihat alasan
kenapa harus diam tertekan dan termangu.
Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.
Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?
Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.
Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.
Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.
Rembulan memberi mimpi pada dendam.
Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah
yang teronggok bagai sampah
Kegamangan. Kecurigaan.
Ketakutan.
Kelesuan.

Aku tulis pamplet ini
karena kawan dan lawan adalah saudara
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan,
aku melihat bagai terkaca :
ternyata kita, toh, manusia !

Pejambon ,Jakarta 27 April 1978


Bahwa Kita Ditantang Seratus Dewa
By : W.S Rendra

Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara engkau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan.
Kita tidaklah sendiri
dan terasing dengan nasib kita
Kerna soalnya adalah hukum sejarah kehidupan.
Suka duka kita bukanlah istimewa
kerana setiap orang mengalaminya
Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahsia langit dan samodra
serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
tetapi demi kehormatan seorang manusia.
kerana sesungguhnya kita bukanlah debu
meski kita telah reyot,tua renta dan kelabu.
Kita adalah kepribadian
dan harga kita adalah kehormatan kita.
Tolehlah lagi ke belakang
ke masa silam yang tak seorang pun berkuasa menghapusnya.
Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh warna.
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita.
sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama yang porak peranda.
Dan kenangkanlah pula
bagaimana dahulu kita tersenyum senantiasa
menghadapi langit dan bumi,dan juga nasib kita.
Kita tersenyum bukanlah kerana bersandiwara.
Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok.
Tetapi kerna senyuman adalah suatu sikap.
Sikap kita untuk Tuhan,manusia sesama,nasib dan kehidupan.
Lihatlah! sembilan puluh tahun penuh warna
Kenangkanlah bahawa kita telah selalu menolak menjadi koma.
Kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dr kita
tetapi bukan kerna kita telah terkalahkan.
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula
bahwa hidup kita ditantang seratus dewa.



Doa Seorang Serdadu Sebelum Berperang
By : w.s rendra


Tuhanku,
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal

Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia

Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku

Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
-biarpun bersama penyesalan-

Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah ?
Sementara kulihat kedua lengaMu
yang capai mendekap bumi
yang mengkhianatiMu Tuhanku
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku

Mimbar Indonesia
Th. XIV, No. 25
18 Juni 1960


Gerilya
By : w.s rendra


Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling di jalan

Angin tergantung
terkecap pahitnya tembakau
bendungan keluh dan bencana

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan

Dengan tujuh lubang pelor
diketuk gerbang langit
dan menyala mentari muda
melepas kesumatnya

Gadis berjalan di subuh merah
dengan sayur-mayur di punggung
melihatnya pertama

Ia beri jeritan manis
dan duka daun wortel

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan

Orang-orang kampung mengenalnya
anak janda berambut ombak
ditimba air bergantang-gantang
disiram atas tubuhnya

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan

Lewat gardu Belanda dengan berani
berlindung warna malam
sendiri masuk kota
ingin ikut ngubur ibunya

Siasat
Th IX, No. 42
1955


Gugur
By : w.s rendra

Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang
pelor terakhir dari bedilnya
Ke dada musuh yang merebut kotanya

Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Ia sudah tua
luka-luka di badannya

Bagai harimau tua
susah payah maut menjeratnya
Matanya bagai saga
menatap musuh pergi dari kotanya

Sesudah pertempuran yang gemilang itu
lima pemuda mengangkatnya
di antaranya anaknya
Ia menolak
dan tetap merangkak
menuju kota kesayangannya

Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Belumlagi selusin tindak
mautpun menghadangnya.
Ketika anaknya memegang tangannya
ia berkata :
” Yang berasal dari tanah
kembali rebah pada tanah.
Dan aku pun berasal dari tanah
tanah Ambarawa yang kucinta
Kita bukanlah anak jadah
Kerna kita punya bumi kecintaan.
Bumi yang menyusui kita
dengan mata airnya.
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah.
Bumi kita adalah kehormatan.
Bumi kita adalah juwa dari jiwa.
Ia adalah bumi nenek moyang.
Ia adalah bumi waris yang sekarang.
Ia adalah bumi waris yang akan datang.”
Hari pun berangkat malam
Bumi berpeluh dan terbakar
Kerna api menyala di kota Ambarawa

Orang tua itu kembali berkata :
“Lihatlah, hari telah fajar !
Wahai bumi yang indah,
kita akan berpelukan buat selama-lamanya !
Nanti sekali waktu
seorang cucuku
akan menacapkan bajak
di bumi tempatku berkubur
kemudian akan ditanamnya benih
dan tumbuh dengan subur
Maka ia pun berkata :
-Alangkah gemburnya tanah di sini!”
Hari pun lengkap malam
ketika menutup matanya

Hai, Kamu !

Luka-luka di dalam lembaga,
intaian keangkuhan kekerdilan jiwa,
noda di dalam pergaulan antar manusia,
duduk di dalam kemacetan angan-angan.
Aku berontak dengan memandang cakrawala.

Jari-jari waktu menggamitku.
Aku menyimak kepada arus kali.
Lagu margasatwa agak mereda.
Indahnya ketenangan turun ke hatiku.
Lepas sudah himpitan-himpitan yang mengekangku.


Kelelawar
By : w.s rendra


Silau oleh sinar lampu lalulintas
Aku menunduk memandang sepatuku.
Aku gentayangan bagai kelelawar.
Tidak gembira, tidak sedih.
Terapung dalam waktu.
Ma, aku melihatmu di setiap ujung jalan.
Sungguh tidak menyangka
Begitu penuh kamu mengisi buku alamat batinku.

Sekarang aku kembali berjalan.
Apakah aku akan menelefon teman?
Apakah aku akan makan udang gapit di restoran?
Aku sebel terhadap cendikiawan yang menolak menjadi saksi.
Masalah sosial dipoles gincu menjadi fizika.
Sikap jiwa dianggap maya dibanding mobil berlapis baja.
Hanya kamu yang enak diajak bicara.

Kakiku melangkah melewati sampah-sampah.
Akan menulis sajak-sajak lagi.
Rasa berdaya tidak bisa mati begitu saja.
Ke sini, Ma, masuklah ke dalam saku bajuku.
Daya hidup menjadi kamu, menjadi harapan.


Lagu Seorang Gerilya
(Untuk putraku Isaias Sadewa)

Engkau melayang jauh, kekasihku.
Engkau mandi cahaya matahari.
Aku di sini memandangmu,
menyandang senapan, berbendera pusaka.

Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu,
engkau berkudung selendang katun di kepalamu.
Engkau menjadi suatu keindahan,
sementara dari jauh
resimen tank penindas terdengar menderu.

Malam bermandi cahaya matahari,
kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.
Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,
engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu

Peluruku habis
dan darah muncrat dari dadaku.
Maka di saat seperti itu
kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan
bersama kakek-kakekku yang telah gugur
di dalam berjuang membela rakyat jelata


Jakarta, 2 september 1977


Sajak Burung-Burung Kondor

Angin gunung turun merembes ke hutan,
lalu bertiup di atas permukaan kali yang luas,
dan akhirnya berumah di daun-daun tembakau.
Kemudian hatinya pilu
melihat jejak-jejak sedih para petani – buruh
yang terpacak di atas tanah gembur
namun tidak memberi kemakmuran bagi penduduknya.

Para tani – buruh bekerja,
berumah di gubug-gubug tanpa jendela,
menanam bibit di tanah yang subur,
memanen hasil yang berlimpah dan makmur
namun hidup mereka sendiri sengsara.

Mereka memanen untuk tuan tanah
yang mempunyai istana indah.
Keringat mereka menjadi emas
yang diambil oleh cukong-cukong pabrik cerutu di Eropa.
Dan bila mereka menuntut perataan pendapatan,
para ahli ekonomi membetulkan letak dasi,
dan menjawab dengan mengirim kondom.

Penderitaan mengalir
dari parit-parit wajah rakyatku.
Dari pagi sampai sore,
rakyat negeriku bergerak dengan lunglai,
menggapai-gapai,
menoleh ke kiri, menoleh ke kanan,
di dalam usaha tak menentu.
Di hari senja mereka menjadi onggokan sampah,
dan di malam hari mereka terpelanting ke lantai,
dan sukmanya berubah menjadi burung kondor.

Beribu-ribu burung kondor,
berjuta-juta burung kondor,
bergerak menuju ke gunung tinggi,
dan disana mendapat hiburan dari sepi.
Karena hanya sepi
mampu menghisap dendam dan sakit hati.

Burung-burung kondor menjerit.
Di dalam marah menjerit,
bergema di tempat-tempat yang sepi.

Burung-burung kondor menjerit
di batu-batu gunung menjerit
bergema di tempat-tempat yang sepi

Berjuta-juta burung kondor mencakar batu-batu,
mematuki batu-batu, mematuki udara,
dan di kota orang-orang bersiap menembaknya.

Yogya, 1973